
Budaya Tionghoa di Indonesia yang berkembang berabad-abad yang lalu tidak dapat dipisahkan dari budaya lain di tanah air. Padahal, menurut buku-buku sejarah Sunda, komunitas Tionghoa sudah ada di Tangerang dan Batavia setidaknya sejak 1407 NI. Pembangunan candi dan vihara kuno di sekitar ibu kota seolah menjadi bukti berkembangnya budaya Tionghoa di Indonesia.
Keajaiban candi dan biara yang telah ada selama ratusan tahun masih kuat dan tidak pudar seiring waktu. Untuk melihat lebih dekat, ada candi dan pagoda dengan cerita sejarah di sekitar Jakarta.
1. Karyawan Bowentec Pyo
Kabupaten Tangerang memiliki banyak candi bersejarah dan kuno. Kelenteng Boen Tek Bio adalah salah satu pura yang paling terkenal dengan peninggalan sejarahnya. Salah satu candi tertua di Indonesia, pagoda ini diyakini telah dibangun pada akhir abad ke-17. Di bagian atas pagoda adalah naga berbentuk persegi panjang, dan di bagian bawah adalah sepasang Hong Kong yang sedang mekar.
Terletak di Jl. Bhakti No. 14, Pasar Lama, Kota Tangerang, dan Kelenteng Boen Tek Bio tampaknya berdampak besar terhadap perkembangan budaya Tionghoa di Tangerang. Menariknya, menara ini memiliki artefak unik yang merupakan hasil sumbangan dari orang-orang di masa lalu. Barang antik dalam koleksi pagoda termasuk patung singa yang menjaga kuil (Ciok-say), lonceng kuno yang dibawa dari Cina pada tahun 1835, dan tungku yang berasal dari abad ke-19.
2. Kim Taek-ae
Jika Anda ke daerah Jakarta, ada sebuah kelenteng kuno yang selalu ramai dan ramai saat Tahun Baru Imlek. Klenteng Kim Tek Ie, juga dikenal sebagai Vihara Dharma Bhakti, didirikan pada tahun 1650 dan merupakan vihara tertua di Jakarta. Berdasarkan sejarahnya, klenteng ini dibangun oleh seorang letnan Cina bernama Kwee Hoen dan kemudian Kwan Im Teng. Namun, Kwan Im Teng kemudian berasimilasi ke dalam bahasa Indonesia dan menjadi klenteng.
Nama Kim Taek-re sendiri berarti Kuil Geumdeoksa. Itu adalah nama yang diberikan untuk tidak hanya memikirkan hal-hal materi, tetapi untuk mengutamakan kebajikan manusia. Sutradara Kim Taek juga merupakan kuil kehormatan di Tiongkok. Oleh karena itu, klenteng ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat Tionghoa yang ingin beribadah, terutama pada saat Tahun Baru Imlek.
Sama seperti klenteng bersejarah lainnya, klenteng yang terletak di Jl. Kemenangan III No. 13 (Petak 9) Glodok, Jakarta Barat, juga punya peninggalan sejarah yang sangat berharga yakni artefak kuno yang umurnya hampir sama dengan klenteng itu sendiri. Terdapat berbagai macam patung-patung Buddha dalam ukuran besar dan kecil.
3. Wehara Gayatri
Mandi di tujuh sumur di Vihara Gayatri Depok merupakan kebiasaan masyarakat Tionghoa di Jakarta untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Ya, Wihaya Gayatri, salah satu pura tertua di Indonesia, dibangun pada tahun 1984 dan memiliki daya tarik tersendiri sekaligus sebagai tempat peribadatan. Jalan Selangkap, RT 03 RW 03 No. Terletak di 3, Tapus, Kota Depok, candi ini memiliki 7 sumur dengan nama yang berbeda, dan diyakini bahwa setiap air di sumur memiliki atribut yang berbeda.
Misalnya, sumur Sri Ningsih diyakini dapat menggambarkan bagian dalam dan luar. Maka Sri Waras baik untuk kesehatan Anda dan Sentosa. Berikut lokasi sumur kelas di Sri Lunggu. Sumur Sri Kunaratih Kumadjaya untuk mencari jodoh, sumur Sri Rezeki untuk mata pencaharian, sumur Dewi Sri Mulyasari untuk penyembuhan, dan sumur Sri Pontjo Warno untuk pencegahan bencana.
4. Kuil Lord Hok Rai
Di Bekasi, ada sebuah klenteng yang umurnya diperkirakan sudah lebih dari 300 tahun. Klenteng yang bernama Hok Lay Kiong ini digunakan sebagai tempat peribadatan pemeluk agama Kong Hu Cu. Meski sudah berusia ratusan tahun, namun bangunannya masih sangat kokoh karena dirawat dan dijaga oleh pengurus klenteng. The arti di balik nama Hok Lay Kiong adalah istana yang mendataangkan rezeki, sehingga banyak orang yang percaya kalau klenteng yang berada di Jalan Kenari, Bekasi, ini bisa mendataangkan rezeki bagi siapa saja yang berkunjung y
Biasanya, saat acara tahun baru Imlek, klenteng ini juga memiliki acara. Selain berdoa, turut diselnggerakan pula pesta kembang api dan pawai rakyat yang juga bisa disaksikan oleh masyarakat umum.
5. Clenteng Bowen Hai Bio
Dan kemudian ada kuil Boen Hay Bio, yang berusia lebih dari tiga abad. Dibangun pada tahun 1694, Klenteng Beon Hay Bio sangat indah luar dan dalam. Gerbang utama berhiaskan motif merah cerah dihiasi patung kepiting. Seperti bangunan pagoda lainnya, arsitektur kelenteng Boen Hay Bio sangat kental dengan nuansa China. Atap gapura dibuat mengikuti gaya arsitektur khas negeri kafan bambu.
Klenteng yang terletak di Jl, juga saat perayaan Imlek. Pasar Serpong, Desa Chiregang, dan Serpong, selatan Tangransi, selalu ramai dikunjungi pengunjung untuk memperingati klenteng tersebut. Perayaan berkisar dari atraksi hingga pertunjukan barongsai hingga Gambang Kromong dan Li Lung.
6. Kuil Pyosa Gunung Buen
Masih ada satu lagi kuil tertua yang bernilai sejarah di distrik Thangrang. Dibangun pada tahun 1689, pagoda ini terkenal dengan keindahannya yang mewah. Atapnya memiliki sepasang patung burung phoenix atau hong (phoenix) yang melingkari mutiara kosmik. Sementara itu, di latar depan, pengunjung akan disambut oleh patung Dewa Bumi agung yang dibawa oleh Lim Tao Koen dari Banten. Lim Tau Koen sendiri adalah seorang saudagar Cina yang membangun kelenteng Boen San Bio.
Boensanbio secara harfiah berarti kebajikan seperti gunung. Dari nama klenteng tersebut, ada harapan agar pengunjung tempat ini bisa mengutamakan kebajikan dalam hidup mereka. Kota Tangerang Jalan KS Tubun No. Terletak di 43 Desa Pasar Baru, klenteng tertua di Tangerang ini berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Konghucu, Tao, dan Buddha (tiga keyakinan).
7. Kuil Patung
Kuil Daegu Seung, juga dikenal sebagai Kuil Tanjung Yan atau Kuil Rong Jia Yi Da Po Gong Miao, memiliki bangunan yang sangat mengesankan. Menara yang diyakini dibangun pada tahun 1792 ini merupakan kompleks pemujaan Khonghucu dan terdiri dari empat bangunan yang masing-masing dapat digunakan sebagai tempat sembahyang.
Ada cerita menarik tentang klenteng yang terletak di pesisir utara Kabupaten Tangerang ini, tepatnya Dusun Tanjung Anom, Desa Tanjung Kait, Mauk, Kabupaten Tangerang. Pada tsunami 1883 yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau, menara ini bertahan meski berada di pesisir pantai. Kejadian ini membuat menara tersebut dikenal publik. Setiap tahun pada Tahun Baru Imlek, Klenteng Tjo Soe Kong menyelenggarakan acara tahunan termasuk pertunjukan boneka Po Te Hi, Tarian Naga dan barongsai.