Pelestarian Budaya Betawi Melalui Festival Biduk Dan Dondang

Masyarakat Bekasi yang sebagian besar merupakan penduduk asli Betawi memiliki cara yang unik dalam melestarikan budaya leluhurnya. Salah satunya adalah festival tahunan Buduk dan Dondang. Festival adalah tempat pelestarian, kreatif diaspal dengan waktu. Jadi, mari kita lihat apa yang unik dari Festival Drum Shabu Betawi.

1. Warisan nenek moyang yang membentuk kerukunan masyarakat Betawi

Teknik bermain kendang dan dondang sudah turun temurun sejak zaman dahulu. Kesenian ini biasanya dipentaskan setiap Hari Raya Idul Fitri. Di masa lalu, orang akan berkumpul di alun-alun atau alun-alun untuk menonton festival dan bertukar salam.

Dongdang sendiri, di sisi lain, adalah kumpulan makanan tradisional beta-wi. Dondang memiliki kue kering dan manisan seperti runkhead, woolly, dan geflock, biasanya dihias dengan kertas berwarna. Kue ini biasanya digunakan sebagai hadiah pernikahan dari keluarga mempelai wanita kepada keluarga mempelai pria.

2. Membuat Kabin Rumah Mini Sebagai Sarana Pelestarian

Selama Festival Pertarungan Buku Musim Dingin, orang-orang berjalan di sepanjang prosesi ke banyak kios yang digunakan sebagai titik evaluasi. Kios yang biasa digunakan adalah miniatur adat dari rumah adat Betawi.

Cara ini merupakan bentuk inisiatif masyarakat untuk melestarikan dan memberikan edukasi kepada generasi muda agar budaya Betawi tidak hilang. Konvoi mengantarkan Dundangan dari booth terakhir untuk dibagikan kepada masyarakat.

3. Ada sepasang pengantin yang mengenakan pakaian adat Betawi.

Karena dondang diberikan kepada kedua mempelai sebagai hadiah, maka para pemuda suku Betawi akan mengambil peran sebagai panutan bagi kedua mempelai. Anda dapat melihat kostum dan prosesi pendek untuk pernikahan Betawi. Laki-laki akan menggunakan coco atau ritual.

Sedangkan untuk party perempuan, menggunakan kebaya khas Betawi dengan lengan 3/8. Untuk pengantin perempuan dilengkapi dengan selendang yang menutup sanggul kepala. Kedua mempelai sama-sama menggunakan sarung batik Betawi, pihak pria digunakan sebagai ikat pinggang dan pihak perempuan digunakan sebagai rok.

4. Festival Tari Topeng Untuk Pembuka Perayan

Festival Adu Bedug dan Dondang ini dibuka dengan penampilan tari topeng khas Betawi. Dalam tarian ini, penari akan menggunakan topeng untuk menutupi wajah dan memakai pakaian tradisional khusus. Selain itu, masyarakat betawi juga meyakini bahwa topeng yang digunakan memiliki kekuatan magis dari roh para leluhur.

Topeng dari daerah Jawa khususnya menggunakan model yang terinspirasi dari kisah klasik Ramayana dan kisah Cincin Radin. Anda dapat menemukan berbagai bentuk dan dekorasi. Musik yang digunakan juga digunakan pada alat musik tradisional seperti gamelan, angklung dan kendang.

5. Ondelondel, maskot utama Festival Komunitas Betawi

Satu hal yang tidak boleh dilewatkan di setiap festival Betawi adalah Ondel-on-Del. Selama Festival Pertempuran Bedug, Ondel-on-del juga digunakan sebagai jimat perayaan. Ondel-ondel biasanya dibuat dengan tinggi 2,5 m dan diameter 80 cm. Ini ringan dan bisa dipakai jarak jauh yang terbuat dari anyaman bambu mirip manusia.

Terdapat ruang interior yang khusus disediakan untuk vektor ondel-ondel. Wajah bengkok pria berwarna merah, dan wanita putih. Bagian kepala dihias dengan bulu ijuk, dan pakaian adat Betawi berupa jubah dan kebaya yang dikenakan.

Jangan lewatkan pertunjukan budaya ini saat berkunjung ke Bekasi.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *