Sejak zaman dahulu, para peselancar dari seluruh dunia telah melakukan perjalanan ke Nias untuk mencicipi keganasan ombak avalanche raksasa dan ombak tong yang terkenal di pulau Sumatera Barat. Seiring dengan bentangan alamnya yang mengejutkan baik wisatawan domestik maupun mancanegara, Nias juga memiliki potensi wisata budaya yang mengagumkan. Ada yang ingin Anda ketahui? Simak 5 hiburan representatif Nias yang wajib Anda saksikan secara langsung.
1. Lompat Batu, simbol kedewasaan
Tradisi di balik tumpukan batu, atau Fahombe dalam bahasa setempat, mungkin pertama kali terlintas di benak kita saat memikirkan Nias.
Ya, di salah satu denominasi Luffy gambar itu adalah gambar keabadian, tradisi ini sebenarnya adalah salah satu budaya dari Pulau Nias. Di Nias, ketika seorang pria sudah cukup umur untuk dianggap dewasa, ia harus melalui prosesi adat Bahumpi.
2. Kunjungi desa warisan di Bukit Matahari, penuh dengan monumen bersejarah.
Desa Bawomataluo sepertinya sangat cocok bagi pecinta pendidikan dan wisata sejarah. Desa Adat Bawomataluo terletak di selatan Nias, Kecamatan Telukdalam, Kabupaten Fanayama Sumatera Utara. Bawomataluo secara harfiah berarti dalam bahasa Nias Bukit Matahari.
Sebagai salah satu dari 14 desa adat di pulau Nias, Bauomatalu masih mempertahankan tradisi leluhurnya. Masih terbuat dari kayu bebas paku, termasuk konstruksi bangunan Omohada yang telah dilestarikan selama ribuan tahun. Dan di desa tradisional seperti Bawomataluo, Anda dapat menemukan reruntuhan batu dan belajar tentang tradisi leluhur Nias seperti tarian tradisional dan lompat batu yang terkenal.
3. Saksikan pertunjukan tarian perang yang sakral dan menegangkan
Puluhan pria, wanita dan anak-anak, mengenakan pakaian tradisional hitam dan kuning, memegang senjata, berlarian di sekitar alun-alun. Mereka memakai penutup kepala dan tanduk kerbau yang dipasang di hidung mereka. Teriakan dan lagu yang menginjak-injak langkah anak buah Nias. Jangan khawatir. Semuanya adalah bagian dari pertunjukan tari Fataele.
Patale adalah tarian perang khas penduduk pulau Nias. Konon masyarakat desa Nias dulu sering berperang satu sama lain. Berkat kedatangan misionaris Kristen di Nias, perang antar kampung kini berwujud tarian patale.
4. Ikut serta dalam tarian utama yang mengasyikkan bersama.
Berbeda dengan patale yang sarat dengan nuansa mistis dan urgensi, penduduk Nias melakukan tarian halus lainnya, bahkan menari bersama turis lainnya. Penduduk setempat menyebutnya tarian mina.
Jenis tarian ini bertujuan untuk mengekspresikan kegembiraan dan dilakukan secara kolektif. Gerakan tarian ini sangat sederhana. Gerakkan saja kaki dan tangan Anda dengan ritme maju-mundur. Dahulu, tarian ini biasanya ditarikan oleh wanita, namun sekarang dapat ditarikan oleh pria dan wanita dari segala usia.
5. Yaahoewu Festival memperkenalkan budaya Nias
Semua tradisi pulau Nias diselenggarakan selama 5 hari dari tanggal 16 hingga 20 November. Ya’ahowu 2018 akan membawa Anda ke dalam kearifan lokal Nias, menampilkan Stone Jump (Fahombe), sebuah game show populer dari Rago Ue, Fafusi, Fabelugama dan Fabiri. Anda juga diajak menjelajahi kekayaan budaya Nias melalui pameran dan pertunjukan seni.
Liburan di Pulau Naias selalu melibatkan menonton ombak, berselancar di pantai atau orang-orang melompat di batu seperti gambar koin rupee.
Sejatinya Nias selalu memiliki panorama alam, lebih dari sekedar kebiasaan warganya. Nah, jika Anda pernah berkesempatan untuk berlibur ke pulau ini, kini Anda memiliki referensi liburan yang tak berhenti sampai di situ.