Berikut 5 Filosofi Jawa Yang Bisa Kamu Terapkan Saat Traveling

Dengan negara berpenduduk padat dan sangat beragam budaya, Indonesia memiliki banyak nilai filosofis yang harus dianut. Salah satunya adalah nilai filosofis tanah Jawa. Orang Jawa tidak hanya dikenal akan keragaman seni yang kaya, tetapi juga banyak nilai kehidupan yang benar-benar dapat mereka terapkan ke mana pun mereka bepergian. Lalu, apa itu nilai filosofis?

1. Alon-Alon waton Asal kelakon, ajari aku kesabaran

Orang Jawa terkenal dengan kesabarannya. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa orang Jawa tetap tenang dan sabar saat marah. Ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi nilai-nilai ketekunan orang Jawa sudah menjadi bagian integral dari kehidupan mereka.

Alon-alon waton bisa berarti dalam lelucon bahwa selama Anda melakukan sesuatu, Anda harus melakukannya perlahan-lahan. Anda benar-benar dapat menerapkan ini ke semua rencana perjalanan Anda. Salah satunya adalah tidak terburu-buru merencanakan liburan dan mengakhirinya dengan berantakan dan buruk. Ya, liburan dan jalan-jalan, seperti banyak hal lainnya, membutuhkan kesabaran, agar Anda bisa lebih berpikiran terbuka dan fokus.

2. Jangan grogi, jangan gegabah, jangan kaget, jangan tegas, ajari aku arti kemerdekaan

Perjalanan ini penuh dengan disiplin diri. Salah satunya tentang kemerdekaan. Dalam hal ini, ada baiknya mengajarkan hal ini pada filsafat Jawa juga.

Aja gumunan artinya jangan mudah kaget, aja getunan artinya jangan mudah menyesal, shock artinya tidak heran, aleman artinya jangan merusaknya. Semua ini memungkinkan kita untuk melatih diri kita lebih mandiri.

3. Nilai akumulasi karma dari pepatah, “Dia yang membajak turun”.

Sebagian besar budaya di dunia ini mengajarkan kita prinsip menabur dan menuai kehidupan. Beberapa orang menyebutnya hukum karma. Nah, dalam perjalanan selalu ada hasil dari semua yang kita lakukan, baik atau buruk.

Filsafat Jawa juga mengajarkan kita tentang hal ini. Sapaan nandor kita akan ngunduh juga bisa diartikan sebagai penabur menuai. Ini mengajarkan kita bahwa ke mana pun kita pergi, setiap tindakan yang kita ambil memiliki konsekuensi bagi kita, jadi kita perlu berhati-hati dengan apa yang kita lakukan.

4. Urip iku urup, hidup harus bermanfaat

Filosofi hidup Jawa tentu akan mengajarkan arti hidup itu sendiri. Seperti halnya perjalanan yang mengajarkan kita individu untuk berguna bagi orang lain, falsafah Jawa melalui ungkapan urip iku urup juga mengajarkan kita untuk berguna bagi banyak orang.

Anda dapat menerapkan ini saat bepergian ke mana pun Anda inginkan. Jadi, jika Anda bepergian nanti, itu akan bermanfaat tidak hanya untuk Anda, tetapi juga untuk banyak orang.

5. jangan sok tahu, Aja kuminter mundak keblinger, jangan pura-pura tahu!

Ya, orang yang tahu banyak memang menyebalkan. Apalagi jika Anda ambisius dan keras kepala. Hal ini tampaknya diperhitungkan pula dalam nilai filosofis bahasa Jawa.

Aja kuminter mundak keblinger selalu rendah hati dan bisa diartikan sebagai peringatan untuk tidak menggertak diri sendiri nantinya agar tidak terlalu bijak. Di sisi lain, ungkapan cidra mundak cilaka sendiri merupakan ungkapan peringatan untuk selalu bermeditasi dalam situasi apapun dan kemanapun Anda pergi. Agar tidak merugikan atau merugikan kita.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *