Batik Indonesia telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia. Berbicara tentang batik tentunya tidak bisa lepas dari dua kota besar yang terkenal dengan batiknya yaitu Solo dan Yogyakarta.
Kedua wilayah ini secara geografis berdekatan dan menyerupai kota Albatik. Ya, jika Anda berwisata ke dua kota ini, Anda akan menemukan banyak sekali sentra batik.
Pecinta batik masih mengejar batik di Solo dan Yogyakarta karena dekorasinya yang unik dan indah. Mungkin banyak yang mengira Patek Solo dan Yogya adalah hal yang sama. Batik kedua kota tersebut, seperti diketahui, memiliki perbedaan yang mencolok. Jadi, cari tahu apa perbedaan antara Solo dan Batik Yogyakarta dalam artikel di bawah ini!
1. Perbedaan warna latar belakang motif
Perbedaan yang paling jelas antara Batik Solo dan Yogyakarta adalah latar belakangnya. Dalam satu batik, warna latar suatu sosok biasanya berwarna gelap seperti hitam atau coklat. Sementara itu, Batik Yogyakarta memiliki latar belakang putih yang khas.
Menurut buku Batik A Play karya Iwan Tirta, Keraton Solo berupaya mencapai keanggunan batik dengan warna-warna yang bijaksana, sedangkan Keraton Yogyakarta menggunakan warna-warna cerah.
Memang sebagian Yogyakartik memiliki latar belakang yang lebih gelap, namun jika diperhatikan lebih dekat, kegelapan tersebut lebih ke hitam kebiruan, bukan hitam pekat seperti Solovatik.
2. Hiasannya mirip, tetapi arahnya berbeda.
Ada banyak kesamaan motif antara batik tunggal dan batik Yogyakarta. Hal ini tidak mengherankan, karena budaya membatik kedua kota dipengaruhi oleh standar keraton. Lagi pula, ada kesamaan dalam batik karena Solo dan Yogyakarta adalah bagian dari kerajaan Mataram.
Ada motif yang mirip seperti bentuk kawung dan parang, namun tetap ada perbedaan. Misalnya batik tulis berbentuk sabit berlatar belakang putih, arah bentuknya dari kanan atas ke kiri bawah.
Nah, bedanya dengan model sabit tunggal adalah arah sabitnya dari kiri atas ke kanan bawah. Selain itu, bentuk sabit disertai dengan motif yang berbeda, dan gambar lainnya tidak dibuat sesuai dengan bentuk sabit Yogya.
3. Penggunaan aksesoris
Selain hiasan utama, ornamen atau ornamen pelengkap banyak dijumpai pada kain batik. Format ini juga dikenal sebagai isen-isen. Nah, penggunaan Isen-Isen di Keraton Solo ternyata lebih variatif dibandingkan batik yang digunakan di Keraton Yogyakarta. Ini terjadi sejauh ini.
4. Ketebalan garis yang berbeda
Perbedaan lain yang bisa kita lihat di hati Solo dan Yogya adalah tekstur garis yang dihasilkan. Pada umumnya batik solo memiliki tekstur garis yang tipis dan kecil, sedangkan batik Yogyakarta memiliki hiasan yang tebal dan besar.
5. Perbedaan antara desain batik dan kesan motif
Nah, jika Anda perhatikan lebih dekat, Anda bisa melihat perbedaan kesan dua patty. Batik Yogyakarta dengan tekstur garis tebal, tebal dan tegas menambah kesan maskulin.
Sebaliknya, batik single dengan motif kecil dan garis halus akan memberikan kesan luwes, elegan dan lembut.
Anda bisa memakainya dalam dua kesan yang berbeda, tergantung pada acara yang Anda hadiri dan bagaimana Anda ingin memberikan kesan yang ingin Anda kenakan.
Meski memiliki kesamaan, Solo dan Yogyakarta memiliki perbedaan yang nyata.