Perhatikan 7 Kebiasaan Berikut Saat Berkunjung Ke Tanah Batak

Kehidupan sosial adalah komponen kehidupan sehari-hari orang Batak yang tak lekang oleh waktu. Itulah sebabnya, tidak seperti banyak budaya leluhur yang telah hilang selama bertahun-tahun, adat Batak bertahan hingga hari ini berkat leluhur mereka yang kuat dan rasa hormat terhadap budaya mereka. Berikut beberapa budaya atau adat istiadat yang harus Anda ketahui saat mengunjungi tanah Batak.

1. Di Batak, menikah dengan sepupu atau iban adalah hal yang biasa.

Orang Batak biasanya berasal dari bagian utara pulau Sumatera. Banyak suku Batak yang mendiami wilayah ini: Dataran Tinggi Karoo, Langkat Hulu, Dili, Serdang, Simalungun, Toba, Mandeling dan Tapanuli Tengah. Suku Batak memiliki filosofi hidup yang mencerminkan karakter suku Batak.

Adat Batak memiliki ekspresi. pariban (sepupu) adalah rokkap (teman). Tapi jangan salah paham. Sepupu tidak bisa menikah. Dalam budaya Batak, jika Anda seorang wanita, Anda bisa menikah dengan anak laki-laki dari saudara perempuan ayah Anda. Sebaliknya, jika Anda laki-laki, Anda bisa menikah dengan keponakan laki-laki dari saudara laki-laki ibu Anda.

2. Adat Mangulosi di Batak

Kata mangulosi berasal dari kata ulos. Ulus adalah jenis kain yang menjadi ciri khas pakaian orang Batak. Ulos secara harfiah berarti kain. Cara pembuatan woolo ini agak mirip dengan pembuatan kain songket khas Palembang menggunakan alat tenun tradisional tanpa menggunakan mesin.

Mangulosi adalah kebiasaan memberikan sehelai kain wol kepada orang lain sebagai kurban. Tradisi ini biasanya dilakukan pada acara pernikahan. Namun, tidak semua orang mampu mempraktekkan kebiasaan mangoshi ini. Hanya mereka yang lebih tua dari suku mereka yang bisa melakukannya.

3. Orang Batak menyukai marta rombo.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, budaya keluarga berkaitan erat dengan adat dan kehidupan sehari-hari orang Batak. Dalam hal ini, orang Batak memiliki adat yang disebut Martarumbo, yaitu tradisi saling bercengkrama untuk mencari persaudaraan.

Biasanya di Martarumbo, sesepuh keluarga meminta silsilah dari keluarga lain untuk mencari kekerabatan dalam klan mereka sendiri untuk memperkuat kekerabatan mereka.

4. Ritual kesucian dalam pernikahan

Kesucian berarti ‘uang’ dan digunakan untuk membeli seorang wanita yang ditawarkan oleh seorang pria. Uang penyucian ini biasanya digunakan kemudian untuk membiayai pernikahan, beserta segala keperluan pernikahan adat seperti kebaya dan lainnya.

Biaya kuliah ini biasanya lebih tinggi jika wanita tersebut lebih berpendidikan atau jika pekerjaan itu penting. Orang Batak yang masih memegang teguh adat leluhur umumnya masih mempraktekkan budaya ini, namun umumnya orang Batak yang lebih moderat atau lebih modern mulai mengesampingkan budaya ini.

5. Budaya Mandok hata sebelum awal tahun

Mandokhata artinya ngobrol atau ngobrol sebelum akhir tahun. Kebiasaan ini biasanya dilakukan pada pertemuan keluarga besar. Topik obrolan biasanya mencakup refleksi tahun lalu dan rencana tahun depan, serta permintaan maaf satu sama lain. Ini agak mirip dengan budaya Songman Islam selama periode Idul Fitri.

6. Tarian anak muda mencari jodoh, jumlah ketukan per kasus

Gondang Naposo adalah tradisi mencari jodoh dalam adat Batak anak muda. Di masa lalu – kami mengadakan peek-a-boo per kasus untuk beberapa anak muda yang telah lama mencari pendamping. Orang-orang muda dari desa lain datang untuk bertemu kekasih masa depan mereka. Festival ini biasanya diadakan saat bulan purnama setelah upacara Mangsar Taon, yang diadakan setelah panen.

7. ManggokKal Holi, tradisi masyarakat Batak untuk menghormati leluhur

Sulit menemukan ritual mangga khalholi sekarang. Mangga Khahloli adalah upacara di mana kuburan leluhur digali dan tulang dipindahkan sebagai tanda penghormatan kepada leluhur. Ritual tradisional ini mahal karena pengorbanan hewan diperlukan untuk melakukannya. Orang Batak percaya bahwa jiwa orang mati akan hidup selamanya untuk menghormati mereka. Tulang harus ditempatkan lebih tinggi, yang berarti lebih dekat dengan Sang Pencipta. Ritual ini juga dianggap sebagai simbol tertinggi kekacauan keluarga. Semakin tinggi harga sebuah kuil atau monumen, semakin jelas status pemilik klan dari monumen tersebut.

Nah, itulah kebiasaan-kebiasaan yang perlu diingat saat berkunjung ke Tanah Batak. Padahal, masih banyak hal unik dan menarik tentang budaya Batak yang bisa Anda pelajari lebih lanjut dengan mengunjungi tanah Batak sendiri.

You May Also Like

About the Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *